Polimorfisme dan Fase Transisi
Polimorfisme adalah kemampuan suatu
logam untuk tetap berada pada 2 atau lebih bentuk kristal tergantung pada suhu
dan komposisinya.
Stabilitas
Termodinamika
Ketika entalpi
bebas dari reaksi ∆G untuk transformasi struktur senyawa
ke struktur lain adalah positif, maka struktur ini disebut stabilitas termodinamika.
Sejak ∆G tergantung pada ΔH entalpi transisi dan transisi entropi ΔS, dan ΔH
dan Δ S bergantung pada tekanan dan temperatur, struktur bisa stabil hanya pada tekanan dan suhu tertentu. Dengan variasi tekanan dan atau suhu, ∆G akhirnya akan menjadi relatif negatif terhadap beberapa struktur lain dan fase transisi akan mungkin terjadi. Fase transisi yang terbentuk mungkin dari padatan ke modifikasi padatan lain, atau mungkin menjadi transisi ke keadaan lain.
ke struktur lain adalah positif, maka struktur ini disebut stabilitas termodinamika.
Sejak ∆G tergantung pada ΔH entalpi transisi dan transisi entropi ΔS, dan ΔH
dan Δ S bergantung pada tekanan dan temperatur, struktur bisa stabil hanya pada tekanan dan suhu tertentu. Dengan variasi tekanan dan atau suhu, ∆G akhirnya akan menjadi relatif negatif terhadap beberapa struktur lain dan fase transisi akan mungkin terjadi. Fase transisi yang terbentuk mungkin dari padatan ke modifikasi padatan lain, atau mungkin menjadi transisi ke keadaan lain.
Menurut hubungan termodinamika
∆G = ∆H - T ∆S dan ∆H = ∆U + p∆V (4.1)
mengikuti aturan yang dapat diberikan untuk bergantung
pada suhu dan tekanan struktur termodinamika yang stabil:
1. 1. Struktur
dengan meningkatnya suhu T, derajat yang rendah maka akan di sukai. Pembentukan tersebut melibatkan entropi ΔS transisi
positif dan nilai ∆G yang tergantung pada T ΔS.
Misalnya, antara hexahalides
seperti 2 modifikasi MoF6
dikenal dalam keadaan padat, satu memiliki molekul dengan
orientasi yang jelas dan molekul lain yang memiliki
berputar sekitar pusat
gravitasi mereka dalam kristal. Karena urutan lebih
rendah untuk modifikasi yang terakhir,
maka termodinamikanya akan stabil pada suhu yang lebih tinggi.
Dalam keadaan cair, urutannya bahkan lebih rendah dalam bentuk gas. Meningkatkan suhu sehingga mengakibatkan pencairan dan akhirnya penguapan zat.
1. 2. Struktur dengan tekanan P yang tinggi maka volume akan lebih rendah,
yakni untuk yang memiliki densitas yang tinggi.
Sebagai pembentukan yang melibatkan
penurunan volume (ΔV
= negatif), maka ΔH
mencapai nilai negatif. Misalnya, berlian (kerapatan 3,51 g/cm3) lebih stabil dibandingkan grafit (kerapatan 2,26 g/cm3) pada tekanan yang sangat tinggi.
mencapai nilai negatif. Misalnya, berlian (kerapatan 3,51 g/cm3) lebih stabil dibandingkan grafit (kerapatan 2,26 g/cm3) pada tekanan yang sangat tinggi.
Stabilitas
Kinetika
Struktur dengan termodinamika yang
tidak stabil dapat dikonversi ke beberapa struktur pada hasil tingkat yang
diabaikan. Dalam kasus ini, kita dapat menyebutnya struktur yang metastabil.,
inert atau stabilitas kinetika. Sejak nilai k yang konstan bergantung pada
energi aktivasi Ea dan suhu yang sesuai dengan persamaan Arhenius.
kita memiliki
kestabilan kinetik setiap kali
hasil k diabaikan
dengan perbandingan Ea/RT besar. Pada suhu
yang cukup rendah struktur apapun dapat distabilkan secara kinetik. Stabilitas kinetik bukanlah istilah yang didefinisikan dengan baik karena batas bawah dari tingkat
konversi yang harus dipertimbangkan
sewenang-wenang telah diabaikan. Kacamata
biasanya adalah zat metastabil. Seperti padatan
kristal kacamata menunjukkan makroskopik membentuk stabilitas, tetapi karena struktur dan
beberapa sifat fisiknya
maka harus dianggap sebagai cairan dengan viskositas yang
sangat tinggi. struktur kacamata pada transisi ke
sebuah termodinamika yang lebih stabil hanya dapat dicapai oleh gerakan atom yang
luas, namun atom dengan mobilitas yang luas sangat terganggu oleh cross-linking. Termodinamika
dengan struktur dan sifat dari berbagai zat yang tidak
stabil dalam kondisi normal hanya
dikenal karena zat tersebut metastabil
dan karenanya dapat dipelajari dalam
kondisi normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar